Rabu, 09 November 2011

Laporan Sel Tumbuhan dan Hewan


LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI I

I. Judul                       : Mengenal sel tumbuhan dan sel hewan

II. Tujuan                  : Untuk melihat dan mengetahui perbedaan sel tumbuhan dan

                                      sel hewan

III. Landasan Teori  :

Sel adalah bagian struktural dan fungsional dari setiap organisme. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.  Beberapa organisme, misalnya bakteri, merupakan uniseluler, yaitu terdiri dari hanya satu sel saja.  Beragam organisme lainnya, misalnya manusia, adalah multiseluler (manusia diperkirakan memiliki 100.000 miliar sel dalam tubuhnya).  Teori tentang sel yang pertama kali dikemukakan pada abad ke-19 menyatakan bahwa semua organisme tersusun atas satu atau lebih sel.  Setiap sel berasal dari sebuah sel lainnya.  Seluruh fungsi vital bagi organisme terjadi di dalam sel dan sel-sel tersebut mengandung informasi genetik yang dibutuhkan untuk mengatur fungsi sel dan memindahkan informasi kepada sel-sel generasi berikutnya.
Terdapat perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan yaitu sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan. Sel tumbuhan memiliki bentuk yang tetap, sedangkan sel hewan memiliki bentuk yang lentur. Ini disebabkan karena sel tumbuhan memiliki dinding sel yeng tersusun dari selulosa sehingga memberikan bentuk yang tetap dan sifatnya keras dan kaku.
Umumnya kedua macam sel ini, yaitu sel tumbuhan dan sel hewan berukuran 30-50 mikron. Biasanya yang dapat dilihat dengan jelas adalah dinding sel,


 sitoplasma, inti / nukleus dan sering juga terlihat vakuola, dan butir-butir anak inti / nukleolus.
Untuk membuat sediaan renik harus dilakukan cara pengirisan yang benar. Pada prinsipnya ada tiga macam berdasarkan pemotongan, yaitu:
a.       Irisan melintang (cross section) yaitu irisan dengan arah tegak lurus sumbu horizontal dengan objek.
b.      Irisan membujur (longitudinal section) adalah irisan sejajar dengan sumbu horizontal suatu objek.
c.       Irisan tengah (median section) adalah irisan sejajar dengan atau tegak lurus pada bagian tengah suatu objek.
Meskipun antara sel tumbuhan dan sel hewan terdapat perbedaan, namun juga terdapat persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk, fungsi dari bagian-bagian selnya.
Pada makhluk hidup bersel banyak, berbagai fungsi kehidupan dilakukann oleh kelompok-kelompok sel yang berbeda, walaupun masih ada fungsi-fungsi kehidupan yang dilakukan oleh semua sel, misalnya respirasi. Karena itu agar fungsi-fungsi kehidupan berjalan baik, maka masing-masing kelompok sel akan saling bekerja sama.
Secara umum, bagian sel terdiri atas:
1.      Membran sel
Salah satu ciri sel yang umum adalah membran (selaput) pembatas di sebelah luarnya. Membran sel ini sedemikian tipis (rata-rata tebalnya 10 πm) sehingga hanya dapat dilihat dengan perbesaran yang kuat. Pada makhluk hidup bersel banyak, membran sel merupakan batas antara sel yang satu dengan sel yang lainnya.


Membran sel berfungsi sebagai pembatas yang selektif, yang mengatur keluar masuknya substansi, mengatur reseptor-reseptor untuk hormon, mengenal molekul-molekul di lingkungan sel dan berinteraksi spesifik dan sel-sel lain. Pada sel tumbuhan di sebelah luar membran inti masih terdapat lagi lapisan pelindung yang disebut dinding sel dan merupakan bagian yang mati dari sel.
Membran juga dijumpai di bagian dalam dari hampir seluruh jenis sel, yaitu yang disebut dengan sitoplasmik. Dengan mikroskop elektron, membran sitoplasmik tampak sama dengan membran sel. Walaupun demikian, terdapat perbedaan dalam komposisinya yang menunjukkan adanya fungsi khusus dari membran sitoplasmik ini. Salah satu fungsinya adalah sebagai pembungkus organel-organel khusus, misalnya sebagai membran inti (nukleus).
2.      Sitoplasma
Sitoplasma merupakan substansi semi cair (sitosol), yang di dalamnya terdapat bahan-bahan terlarut dan organel-organel dari sel. Bahan-bahan terlarut di dalam sitoplasma adalah berbagai enzim, garam, karbohidrat, lipid, dan protein. Organel-organel yang terdapat dalam sitoplasma adalah mitokondria, retikulum endoplasma, aparat golgi,  lisosom, plastida, sentrosom, ribosom, vakuola, dan inti sel.
Sitoplasma juga mengandung serabut-serabut dari benang protein (mikrofilamen) dan benang protein yang kasar, berbentuk tubuker (mikrotubul) yang berfungsi sebagai kerangka untuk memperkuat sitoplasma, yang disebut sitoskeleton. Adanya serabut-serabut ini sangat penting bagi sel-sel hewan karena tidak memiliki dinding sel.

IV. Alat dan Bahan   :

a.       Alat : -Mikroskop

  

     -Kaca objek dan kaca penutup

     -Jarum besar bertangkai

     -Pinset anatomi yang runcing

     -Silet

b. Bahan : -Bulu atau rambut tangkai benang sari Rhoeo discolour (tanaman jadam)

                      -Spitel mukosa mulut

                      -Metilen blue

                      -Tusuk gigi

                      -Kapas dan Tissue

                      -Alkohol

                      -Akuades

 

V. Cara Kerja                      

A.    Mengamati sel tumbuhan

1.      Ambil  sayatan tipis daun Rhoeo discolour, dengan menyayatnya menggunakan silet; yang disayat yaitu bagian atas daun dengan cara melintang.

2.      Letakkan objek penelitian tersebut pada kaca objek setelah itu tetesi dengan akuades.

3.      Usahakan sayatan tipis daun Rhoeo discolour tersebut tidak menggumpal dan jangan sampai ada gelembung udara.

 

4.      Setelah sayatan dipastikan tidak menggumpal, tutup kaca objek dengan dengan kaca penutup.

5.      Pada saat menutup dengan kaca penutup , mula-mula kaca penutup diletakkan miring pada salah satu ujung kaca objek yang ditahan oleh jarum bertangkai. Lalu tarik jarum tersebut secara perlahan sehingga kaca penutup menempel pada kaca objek.

6.      Letakkan kaca obejek pada mikroskop dengan perbesaran 10x, kemudian 40x.

B.  Mengamati sel hewan

            1.   Sediakan kaca objek yang bersih

2.  Ambil sel mukosa dari mulut pengamat dengan menggunakan tusuk gigi, namun dengan syarat pengamat tidak makan dan minum selama dua jam sebelum praktikum.

3.      Sentuhkan material diujung tusuk gigi tersebut pada kaca objek,  lalu beri setetes metilen blue sebelum ditutup dengan kaca penutup. Cara menutup kaca penutup sama seperti pada pengerjaan sebelumnya.

4.      Setelah itu letakkan tissue pada salah satu ujung kaca penutup. Hal ini dilakukan supaya tissue tersebut dapat menyerap air sehingga tidak ada gelembung udara.

5.      Letakkan media pengamatan tersebut pada mikroskop dan mulailah pada perbesaran terkecil hingga terbesar.

 

 

 

 

 

VI. Hasil Pengamatan

Gambar sel

Daun Rhoeo discolour (daun jadam).

 

 

 

 

 

Keterangan :  Perbesaran 100x (sayatan melintang) memiliki bentuk sel seperti  susunan bata. Warna sel ungu.

 

Sel mukosa mulut.

 

 

 

 

 

Keterangan : Perbesaran 100x. bentuk selnya tidak beraturan, memiliki dinding sel yang berwarna kuning.

 

 

VII. Pembahasan

Pada percobaan kali ini, yaitu mengenal sel hewan dan tumbuhan terdapat beberapa kendala yang dialami oleh pengamat yaitu kesulitan dalam mendapatkan sayatan tipis daun jadam. Karena jika sayatan daun jadam yang didapat tidak tipis atau dengan kata lain tebal maka pengamat akan mendapatkan gambar yang diperoleh dari mikroskop tersebut adalah jaringan tumbuhan. Maka dari itu sayatan daun jadam harus setipis mungkin. Pada sel yang didapat dari daun jadam didapat adanya inti, sitoplasama, dan dinding sel. Ketiga hal tersebut merupan ciri-ciri sel tumbuhan.

Sedangkan pada pengamatan sel mukosa mulut yang didapat dari mulut pengamat, dapat diambil kesimpulan  bahwa sel mukosa tersebut adalah sel hewan. Hal ini dapat diamati dari gambar yang diperoleh dari mikroskop. Dan pada sel mukosa tersebut terdapat inti sel, sitoplasma, dan membran sel yang merupakan bagian dari sel hewan. Sel mukosa mulut ini memiliki bentuk yang tidak beraturan .

VIII. Kesimpulan

Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel sehingga bentuknya tetap. Sedangkan pada sel hewan tidak terdapat dinding sel melainkan membran sel yang mengakibatkan bentuk sel hewan menjadi lentur atau tidak tetap.

VIII. Daftar Pustaka

1.      Internet

www.google.com

2.      Kimball, John.1983. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga

3.      Tim Biologi Umum. 2009. Panduan Praktikum Biologi Umum.  Inderalaya:     PMIPA FKIP Universitas Sriwijaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar